Egoiskah Hati?

Dulu saat aku memilih hatimu, ada sesuatu hal yang membuatku mengalah dan lebih memilih pergi tanpa berjuang untuk apapun.

Lalu saat ini aku diminta untuk memilihmu lagi, tanpa harus memikirkan untuk menjaga perasaan oranglain yang juga sama mengharapkanmu. Apakah saat ini aku disebut egois? Apakah saat ini dimatamu aku terlalu egois?

Jika hati mengharapkan sesuatu yang membuatnya bahagia, apakah hati bersalah? Jika hati memilih hati lain yang mampu membuatnya tersenyum, apakah hati bersalah? Jika hati memilih kisahnya yang walaupun dia akan terluka untuk memperjuangkan kisah itu, apakah dia bersalah?

Jika kau bertanya, untuk apa hati memilih luka. Hati tidak pernah memilih untuk terluka, ia jugak tak akan pernah memilih untuk menangis dibanding tawa. Tapi jika ia memilih bahagia dan cara untuk mencapainya adalah menangis, maka ia harus menangis. Lalu, kau masih berfikiran ia bersalah?

Hati akan berjuang selagi ia bisa, hati akan bertahan selama ia mampu. Ia 'kan perjuangkan kebahagiaannya, ia 'kan berjalan maju tanpa melihat kau membencinya atau bahkan mencacinya.
Dia telah berusaha agar kau mengerti betapa inginnya hati agar kau tau apa yang sedang ia perjuangkan, agar kau mengerti sejauh mana ia telah menunggu, sejauh mana ia telah berusaha menyembunyikan rasa dan mengabaikannya.

Tapi apa kau tau, sejauh mana rasa itu menyiksanya? Apa kau mengerti sejauh mana ia akan berdebat dengan logika. Ketika hati mengutamakan mu namun logika malah bermain dengan membahas apa balasanmu pada hati.

Logika akan merasuk hati untuk pergi meninggalkan mu, untuk menjauh darimu. Tapi hati tetaplah hati, dan tetaplah pada pendiriannya. Apa kau tau arti bertahan? Apa kau tau arti luka? Apa kau tau arti berjuang? Apa kau tau bagaimana rasanya diabaikan? Apa kau tau bagaimana rasanya diacuhkan?  Apa kau tau rasanya bertahan untuk sesuatu yang tidak pasti?

Mungkin tidak. Kau layaknya batu, keras dan tak terlihat isinya. Keras dan entah bisa untuk lebur atau tidak. Keras, dan sangat keras.

Lalu setelah semua masih pantaskah kau salahkan hati? Masih pantaskah kau salahkan rasa ini? Masih teruskah kau sakiti hati? Masih teruskah kau sakiti rasa ini?

Dear hati
Bertahanlah untuknya. Bertahanlah sampai engkau lelah. Tetaplah terjaga didalam rasa sakit itu, percayalah kau akan bahagia pada waktunya.

Dear kau yang ku sebut batu
Jadilah batu yang bisa dileburkan, berikan hati ruang untuk masuk.

Comments

Popular posts from this blog

Rabu di Mei Pertama

Kutipan Bahagia